Selasa, 28 Mei 2019

Kisah hijrah

Liku Hijrah
Atas izin Allah aku belajar mengenal sunnah lebih dalam
Waktu itu umurku di penghujung belasan tahun
Di awal belajar rasanya strez bahkan sangat stres, bagaimana mungkin semua ibadahku selama ini tertolak, bahkan sholatku di labeli  bid'ah, sedih campur cemas rasaku, antara ingin belajar lebih jauh atau berhenti 
Setiap sanggahan terhadap argumenku berdasarkan dalil, duh bagaimana ini ya Allah... 
Benarkah jalanku salah??? 
Apakah aku ahli bid'ah??? 
Aku putuskan berhenti. Namun Allah berkehendak lain
Aku mulai berselancar di dunia maya berteman dengan sebuah akun membahas tentang postingan seorang akhwat salafi... 
Aku adalah orang yang tertarik dengan hal-hal unik, ku stalker akun bernama akhwat salafi itu, aku terkesan dengan keberaniannya dalam menulis... 
Setiap status-statusnya kontroversi komentarnya sampai ratusan, &  salah satu hal yang kusuka adalah membacanya... 
Setiap orang berargumen, banyak yang membantah statemannya namun ada beberapa juga yang mendukung dengan dalil dan syarahnya... 
Kuamati, kubaca, kuperhatikan, &  kucoba memahami, lalu aku mulai menimbang mana yang akan ku ikuti, aku selalu berdebat dengan diriku sendiri karena aku belajar tanpa guru pembimbing... 
Tak lama setelah tanggal kelahiranku aku berteman dengan seorang laki-laki, semuanya berjalan begitu cepat hingga kami dekat, diam-diam memiliki rasa, ah... mungkin cuma aku... 
Sosok yang perhatian namun tak jarang hatiku patah walau kami bukan apa-apa. 
Kami bertukar cerita, berdiskusi akan banyak hal, dan nasehat-nasehatnya aku dengarkan mungkin karena aku sedikit mengistimewakannya. 
dia selalu mengirimiku link tentang ilmu, yeah secara tidak langsung melalui dirinya aku belajar, dia guru sebayaku. 
Antara modus atau apa, dia semakin perhatian, kami bak sepasang kekasih namun tak berani mengikat, aku cemburu ketika dia dekat dengan wanita lain tapi aku tak pernah mengatakannya pun dia tak pernah melarangku dekat dengan siapapun, seperti kasih tak sampai perih teriris.
Seperti layanan aku ditarik & diulur, aku sadar akan hal itu namun rasa membutakan... 
Egoku tinggi, aku tak akan merendahkan diriku demi sebuah rasa, ku ikuti permainannya walau sebenarnya aku sudah kalah, tapi aku tak akan menyatakan rasaku dan meminta rasanya... aku bertahan pada benteng terakhir bernama ego. 
"Aku suka kamu" satu kalimat yang membuatku bahagia namun juga bimbang, bagaimana aku menyikapinya??? 
Ingin sekali kubalas "aku juga" tapi sisi lain dari hatiku berteriak "dia ingin menaklukkanmu &  membuktikan pada dunia kalau dia mampu mendapatkan wanita mana saja, jangan tertipu, semua perhatiannya itu palsu, ada udang dibalik batu" 
Kudekap rasaku dalam-dalam, ya Allah jika dia Kau takdirkan untukku beri aku jalan namun jika tidak hilangkan rasaku... 
Hts kami masih berlanjut, suatu hari dia mengirimkan pesan, kita beda pulau, dan mungkin kita tidak akan pernah bertemu, jangan berharap padaku, aku tidak mau menyakitimu. 
Ya Allah ingin rasanya menangis, apa ini??? 
Selalu ego yang kutamakan
"yah ngapain berharap sama laki-laki sepertimu, seperti menggergaji serbuk kayu, sia-sia".
"kenapa kamu ngomong kayak gitu"
"ya iyalah playboy sepertimu diharapkan buang-buang waktu, kamu itu suka bikin baper orang tapi ketika target mulai melayang dikit malah kamu duluan yang diatas awan, merasa bahwa dirimu berhasil". 
Aku berada di asrama sebuah ma'had, disana kami dilarang berkomunikasi dengan laki-laki manapun kecuali mahram katanya haram... 
Namun kami masih biasa bertukar pesan secara sembunyi-sembunyi,  lah memutus silaturahmi kan dosa jadi gpp dong kami kayak gini. 
Hubungan kami berakhir dengan sebuah pertengkaran kecil, ku unfriend facebooknya. 
Dulu aku berpikir, aku ibadah karena dirinya, namun sampai sekarang aku masih terus belajar dan mencari jalan mana yang harus kutempuh. 
Pencarianku belum berakhir... 
29 mei 2019 M/24 ramadhan 1440 H. 

Jumat, 17 Mei 2019

Muntah dengan sengaja

Bismillah
Repost
Copas
✅ *JIKA  🇩 🇮 🇹 🇪 🇱 🇦 🇳    🇸 🇦 🇭  PUASANYA, JIKA   🇩 🇮 🇰 🇪 🇱 🇺 🇦 🇷 🇰 🇦 🇳    🇧 🇦 🇹 🇦 🇱     PUASANYA

🌀 *Kok bisa ?*

📝 Seseorang yang
*makan di siang hari Bulan Ramadhan karena lupa* sementara suapan makanan telah sampai *antara pangkal tenggorokan dan perutnya* lalu ia teringat dirinya sedang berpuasa, saat kondisi seperti ini *hendaknya ia membiarkannya tertelan* dan *puasanya sah.*

👅 Namun jika ia
berusaha *memuntahkan makanan tersebut*, itu berarti ia telah *muntah dengan sengaja.* Tentu hal ini dapat *merusak* status *puasanya.*

🔐 *BAGAIMANA JIKA MAKANAN MASIH DI MULUT*❓

🔓 Jika seseorang
*teringat sedang puasa* sementara *makanan masih dimulut,* ia *wajib  mengeluarkannya* dan *puasanya sah.*

🎙 Keterangan ini
disampaikan Al _Allamah_ Ibnu ‘Utsaimin _Rahimahullah_ dimana beliau berkata,

لو أكل ناسياً أو شرب ناسياً، ثم ذكر أنه صائم واللقمة في فمه، فهل يلزمه أن يلفظها؟
الجواب: نعم يلزمه أن يلفظها؛ لأنها في الفم وهو في حكم الظاهر، ويدل على أنه في حكم الظاهر، أن الصائم لو تمضمض لم يفسد صومه، أما لو ابتلعها حتى وصلت ما بين حنجرته ومعدته لم يلزمه إخراجها، ولو حاول وأخرجها، لفسد صومه لأنه تعمد القيء.

_“Andai seseorang makan minum karena lupa kemudian ia teringat dirinya sedang berpuasa sementara makanan masih berada di mulut, apakah ia wajib mengeluarkannya? Jawab: Benar,  ia wajib mengeluarkan makanan tersebut. Karena masih berada di mulut dan kondisi seperti ini dihukumi sebagaimana dzahirnya. Contoh lain andai orang berpuasa tersebut berkumur-kumur, ini juga tidak membatalkan puasanya. Adapun jika ia menelan makanan hingga telah sampai diantara pangkal tenggorokan dan perutnya (kemudian ia baru teringat sedang berpuasa-pen) maka ia tidak berkewajiban mengeluarkannya. Jika ia berusaha memuntahkan makanan tersebut, sungguh puasanya batal. Karena ia dengan sengaja muntah"_.

📕 _'Asy Syarhul_
_Mumti’ Ala Zadil Mustaqni'_ (6/386), Muhammad Shalih Al Utsaimin,  _'Dar Ibnul Jauzi.'_

_Allahua’lam._
Semoga yang sedikit ini bermanfaat.
➖➖➖➖➖➖

Obsesi remaja

OBSESI Pertama mendengar namanya biasa-biasa saja, lalu terjadilah sebuah perkenalan. Aku jatuh cinta saat itu dan kisah ini berawal dari...