Selasa, 25 Juni 2019

Obsesi remaja

OBSESI
Pertama mendengar namanya biasa-biasa saja, lalu terjadilah sebuah perkenalan. Aku jatuh cinta saat itu dan kisah ini berawal dari sana....
Aku merindukannya dalam setiap buku yang kubaca, tulisanku tak cukup bagus untuk mengejanya lalu ku ukir dalam hati... 
Saat itu aku masih seorang remaja yang baru jadi, seorang guru memperkenalkannya padaku, membuatku jatuh cinta bukan hanya jatuh, tapi ingin kubangun cinta itu dalam keseharianku, semakin hari pondasi cinta itu semakin kokoh, dan aku mulai mencoba untuk memahaminya bahkan untuk sebuah perubahan kecil yang terjadi. Ketika aku merasa tak mampu, aku memikirkannya selalu, mencari sumber masalahnya untuk kupecahkan. Semuanya kembali berjalan seperti biasa, tapi tidak untuk sebuah cinta yang semakin menggebu, ku kejar ia sampai ke pondok pesantren, aku harus mendapatkanya tak peduli seberat apa takdir yang akan ku jalani disini, toh bukankah orang yang bersungguh-sungguh akan sukses?! 
Tahun pertama di boarding school begitu sulit, aku merindukan keluargaku tapi apa daya ambisiku lebih besar, ternyata life is never flat, aku mulai berpikir untuk berhenti mengejarnya tapi niat awalku selalu menjadi mantra untuk bertahan, 4 tahun sudah aku betahan atas nama cinta... 
2013 semester ganjil, aku masih di boarding school niat awal cuma 1 tahun tapi aku tidak mau pergi dari sini sebelum aku nenaklukkannya. Masalah mulai bertamu satu persatu, membuatku stres bahkan tak jarang menangis diam-diam, oh beginikah cinta? Jalannya berliku membuatku ragu untuk menempuhnya, aku mulai mengeluh pada orang tuaku berharap mereka mengeluarkanku dari boarding school tapi keinginanku tak terkabul "nak, kamu sudah memilih jalan ini maka jangan berhenti di pertengahan jalan!"  huh andai mereka tau niat awalku memilih jalan ini, masihkah mereka akan berkata seperti itu? 
Aku mencoba berdamai dengan keadaan dan rasa itu ternyata telah tumbuh semakin subur, 2015 aku lulus dari boarding school, dan aku mendapatkannya. 

Cintaku tak lekang oleh waktu begitu kata Krispatih... 
Rumah kursus, kudengar ia ada disana, bahkan jika aku kesana aku bisa berinteraksi dengannya setiap hari, sama seperti 4 tahun lalu aku mengejarnya ke ke tempat itu, meskipun  harus menempuh jarak  8 jam perjalanan dan harus kembali merasakan karantina, aku tidak peduli. Karena aku menginginkannya.
Berinteraksi kembali dengannya di rumah kursus. Ia berubah aku semakin tidak mengerti seperti sebuah gunung apa yang terlihat ternyata cuma itu yang kutahu  sedangkan ujungnya tersembunyi jauh didalam perut bumi, yeah dia misterius. 
Seperti sebuah rumus yang tidak bisa kuselasaikan, kukira rinduku akan disambut hangat ternyata ia membuatku menangis, "tetap positif thinking"  bukankah seseorang suka jika diperjuangkan? Yeah begitu juga ia, mungkin ia hanya ingin mengujiku, kalian yang membaca kisah ini mungkin menganggap ku bodoh tapi bagiku kisah perjuanganku ini amatlah hebat. Biar kutebak "Ia" yang selalu kusebut dalam tulisan dan kisahku, mungkin dalam benak kalian sosok yang sempurna atau banyak dari kalian yang bertanya dan penasaran seperti apa parasnya. 
2 tahun berlalu semenjak pertama kali ku injakkan kaki di rumah kursus, banyak hal yang semakin ku tahu tentangnya. Namun aku tidak bisa medapatkannya seutuhnya, dulu aku terlalu sombong kukira aku hebat ketika bisa tahu tentangnya lebih banyak daripada teman-teman yang lain, bukankah lautan ilmu itu luas, semakin diselami ternyata semakin dalam dan apa yang kita punya tak lebih hanya sedikit saja?! Begitu juga ia yang selalu kusebut dalam kisah ini. "Ia" dalam cerita ini merupakan salah satu cabang ilmu yang kuminati, "ia" hanyalah sebuah bahasa dari banyaknya bahasa di dunia ini, "ia" adalah bahasa penduduk surga. Sampai disini kalian pahamkan apa yang kumaksud?! 
Yeah "ia" yang selalu kusebut adalah bahasa Arab, jadi "ia" bukanlah sosok manusia yah, Dulu kukira aku pintar dan hebat setelah 4 tahun mempelajarinya di boarding school, Kukira dengan belajar selama 2 tahun di rumah kursus aku akan pintar dalam bahasa Arab dan bisa menaklukkan semua wazan perubahannya, bahkan sampai saat ini setelah belajar selama 9 tahun tentang bahasa ini belum juga bisa aku menguasainya, sekedar membaca buku berbahasa Arab saja terkadang harus kubaca berulang untuk memahami maksudnya. Tapi aku selalu takjub dengan keindahan bahasa ini. 
Khusus pembaca;
لا أريد سوى أن أكون شيئاً جميلاً في حياتك، يرسم على شفتيك الإبتسامة كلما خطرت على بالك
"laa uriedu siwa an akuuna Syaian jamielan fie hayatika arsumu a'laa syafataika al ibtisamah kullamaa khotortu alaa baalika"
Artinya: Aku tidak ingin kecuali menjadi sesuatu yang indah dalam hidupmu yang dapat melukiskan senyum di atas kedua bibirmu tatkala engkau mengingatku.


2 komentar:

  1. Wow good story'
    Diawal cerita saya berfikir ini tentang cinta monyetnya remaja kalimatnya itu puitis banget
    Eh nyatanya ini cerita cinta tentang bahasa
    Saya tunggu post selanjutnya yaa
    HAMASAH kakak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ok kakak. .. Kami saran dan masukan jangan ragu tulis di komentar 😊

      Hapus

Obsesi remaja

OBSESI Pertama mendengar namanya biasa-biasa saja, lalu terjadilah sebuah perkenalan. Aku jatuh cinta saat itu dan kisah ini berawal dari...